WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI) bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Universitas Indonesia (UI) mengadakan pelatihan vokasi untuk meningkatkan kompetensi guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri di bidang kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Kegiatan yang digelar Senin (28/9/2020) lalu tersebut tak lain untuk memenuhi tuntutan revolusi industri 4.0.
Pelatihan ini melibatkan total 50 guru kejuruan SMK yang mengajar kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dari berbagai provinsi se-Indonesia.
Pelatihan ini digelar bersama oleh AiCI, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI)-Kemendikbud serta FMIPA-UI.
Pelaksanaan pelatihan menerapkan protokol kesehatan ketat guna mencegah penyebaran COVID-19, sehingga dibagi menjadi dua tahap selama masing-masing enam hari.
Sebanyak 21 guru SMK mengikuti gelombang pertama dari 28 September – 3 Oktober, sedangkan tahap kedua akan diikuti oleh 29 orang dari 5 – 10 Oktober.
Seluruh peserta dari kedua batch ini dilatih di kantor AICI di Gedung Lab Riset Multidisplin FMIPA UI – Pertamina, kampus Universitas Indonesia, Depok.
Para peserta pelatihan menerima materi pelatihan dari para narasumber yang mencakup teori tentang Pengenalan Mikrokontroler dan Sensor serta kegiatan Kompetisi kecil untuk Robot Transformer dan kompetisi Smart Factory.
Direktur Mitras DUDI-Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ahmad Saufi mengatakan, pelatihan vokasi yang berbasis link and match dengan kebutuhan industri ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing siswa SMK sebagai Sumber Daya Mnausia (SDM) unggulan di masa depan.
Kompetensi guru
Dalam sambutannya, Ahmad Saufi menyampaikan pentingnya sinergi antar pemerintah dengan lembaga pendidikan dalam meningkatkan kompetensi guru dan murid SMK sebagai SDM Indonesia.
Ia juga menekankan bahwa pembangunan SDM adalah prioritas rencana pembangunan jangka menengah pemerintah untuk 2020-2024.
“Saya ingin merasakan adanya aura kerjasama antara institusi besar seperti FMIPA UI dan AICI dengan bapak ibu guru SMK, yang tentu saja harus ditingkatkan kompetensinya agar dapat meningkatkan kemahiran anak didiknya,” ujar Saufi dalam keterangan tertulis, Jumat (2/10).
Startup Bahasa Kita
Selain pelatihan di AiCI, para guru yang berasal dari seluruh propinsi ini juga sempat bertanya jawab dan berjejaring dengan CEO Bahasa Kita (http://bahasakita.co.id/), Oskar Riandi dan CEO Primeskills.id, William Irawan.
Keduanya merupakan CEO startup besutan UMG IdeaLab yang bergerak di bidang kecerdasan buatan.
Sebagai informasi, Bahasa Kita (http://bahasakita.co.id/), yaitu startup yang bergerak dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan, pengenal wicara otomatis dan pemrosesan bahasa alami.
Dalam kesempatan pelatihan, Oskar Riandi mengenalkan beberapa produk berbasis AI dari perusahannya yang telah digunakan oleh berbagai lembaga negara antara lain Bank Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Kementerian Pertahanan.
Sementara Primeskills.id (https://www.primeskills.id/) yaitu startup yang bergerak dalam aplikasi teknologi Virtual Reality dan Augmented Reality.
Dalam pelatihan tersebut, William Irawan yang baru terpilih sebagai peserta program Oculus dari Facebook mengajak para guru menyiapkan murid mereka menjadi “SDM yang siap kerja sebagai wirausahawan” dengan membangun startup yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat di bidang ekonomi, layanan kesehatan atau pertanian di tempat tinggal mereka.
Apresiasi
Direktur AiCI Baiq Hana Susanti mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif dari Direktorat Mitras DUDI untuk pelatihan vokasi ini dan menekankan pentingnya kecerdasan buatan menjadi kurikulum bagi pelajar dari tingkat dasar sampai menengah atas.
“Pelatihan ini sebagai baseline persiapan SDM nasional yang kompeten, handal sebagai wirausahawan maupun profesional untuk mengembangkan Indonesia,” ungkap Baiq.
Menurut peserta pelatihan yang merupakan guru SMKN 2 Banjarmasin, Sinco Firdaus, teknologi AI dinilai sangat bermanfaat untuk pendidikan, karena kini siswa SMK telah banyak yang bisa membuat perangkat lunak.
“Teknologi AI akan membantu mereka menyelesaikan tugas-tugas mereka seperti rekayasa perangkat lunak dan lainnya,” kata Firdaus.
Ia berharap, pemerintah akan menerapkan kurikulum nasional berbasis AI karena kedepannya hampir semua lini kehidupan di masyarakat akan terpaut dengan teknologi robotik berbasis kecerdasan buatan.
Senada dengan Firdaus, guru SMKN 4 Bengkulu, Yeni Palupi, berharap pemerintah bekerja sama dengan lembaga seperti AICI dan lainnya yang dapat mencarikan solusi bagi para SMK negeri untuk memperoleh dana untuk penelitan dan kegiatan sekolah berbasis proyek bersama para muridnya.
“Kami juga ingin mendapatkan bimbingan secara berkelanjutan untuk mengaplikasikan teknologi AI di sekolah dari pihak AiCI dan UMG IdeaLab, karena kedepannya siswa siswi Indonesia bisa menjadi negara percontohan untuk teknologi AI,” ujarnya.